SEJARAH DRAMA KERAJAAN MATARAM KUNO


K. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan Pre Test Post Test Control Group atau Pre Test Post Test Kelompok kontrol. Desain ini melibatkan dua kelompok subjek, satu diberi perlakuan eksperimental (kelompok eksperimen) dan yang lain tidak diberi apa-apa (kelompok control), Dari desain ini efek dari suatu perlakuan terhadap variabel dependen akan di uji dengan cara membandingkan keadaan variabel dependen pada kelompok eksperimen setelah dikenai perlakuan dengan kelompok control yang tidak dikenai perlakuan.

Pre Test Post Test Control Group
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test
Kelas Eksperimen Q – 1 Metode Sosiodrama Q -2
Kelas Kontrol Q – 3 - Q - 4

Drama Kerajaan Mataram Kuno

Drama Kerajaan Mataram Kuno

Raja Sanna diperankan oleh
Permaisuri diperankan oleh
Patih Sanjaya diperankan oleh
Pengawal diperankan oleh
Sahana diperankan oleh
Sanjaya diperankan oleh
Panglima bailung diperankan oleh
Dayang diperankan oleh

            Ada sebuah kerajaan di sekitar candi Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Kerajaan tersebut bersama Kerajaan Mataram Kuno. Raja yang berkuasa pertama kali ialah Raja Sanna. Suatu ketika, terjadilah sebuah pembicaraan serius anatara Raja Sanna dan Permaisurinya di singgasana.
Raja Sanna: (menatap permaisuri) hai permaisuriku, ada hal penting yang ingin kubicarakan denganmu
Permaisuri: apakah itu raja? (dengan suara lembut sambil menatap raja)
Raja Sanna: begini permaisuriku, sudah kita ketahui bahwa kita tidak akan pernah memiliki keturunan. Aku bermaksud untuk turun tahta dan memberikannya kepada Sanjaya putra dari adikku Sahana, bagaimana menurutmu permaisuriku?
Permaisuri: apakah hal itu sudah raja pikir secara bijaksana? (dengan wajah yang ragu)
Raja Sanna: sudah permaisuriku, aku yakin dia bisa memimpin kerajaan ini dengan bijaksana (dengan wajah yang meyakinkan)
Permaisuriku: ya sudah raja jika itu keputusanmu yang terbaik, aku hanya bisa menuruti saja (berkata sembari sedih)
Raja Sanna: baiklah permaisuriku, pengawal !(dengan suara keras)
Pengawal: siap raja ( berlari dan hormat di depan raja)
Raja Sanna: beritahu patih rayan, aku ingin bertemu dia sekarang disini
Pengawal: baik raja (sambil membungkukkan badan)
            Pengawal pun segera menyampaikan pesan raja kepada Patih Rayan. Dan Patih Rayan pun segera menemui Raja Sanna.
Patih Rayan: hormat Raja, ada apa Raja tiba-tiba memanggil hamba? (sambil membungkukkan untuk member hormat)
Raja Sanna: begini patih, aku ingin turun tahta dan digantikan oleh Sanjaya, bagaimana menurutmu Patih?
Path Rayan: apakah hal tersebut sudah raja pikirkan dengan matang? (Tanya ragu patih Rayan)
Raja Sanna: aku tahu bahwa dia belum mengerti tentang memimpin kerajaan ini, tetapi secara perlahan dia bisa mempelajarinya, aku yakin dia bisa memimpin kerajaan ini
Patih Rayan: bagaimana jika gagal dalam tugasnya raja?
Raja Sanna: jangan berpikiran seperti itu Patih, aku yakin dia mampu, karena dia adalah putra dari adikku.
Patih Rayan: maafkan saya Raja telah meragukan keputusanmu, baiklah raja, aku setuju dengan pendapatmu (dengan raut wajah yang masih terlihat ragu-ragu)
Raja Sanna: baiklah, segera panggilkan Sahana adikku, Sanjaya dan Panglima Bailung, dan engkau jelaskan saja semua maksudku untuk menjadikan sanjaya menjadi seorang Raja.
Patih rayan: baik raja ( sambil menundukkan kepala)
            Patih Rayan pun segera meninggalkan singgasana dan memanggil Sahana, Sanjaya, dan panglima Bailung untuk menghadap Raja Sanna. Akan tetapi Sahana terlebih dahulu yang menemui Raja Sanna.
Sahana: hormat raja ( sambil membungkukkan badan)
Raja Sanna: baiklah Sahana, apakah kamu sudah tahu maksudku memnggilmu?
Sahana: mengapa harus putraku yang meenggatikanmu Raja? Aku rasa dia belum siap
Raja Sanna: sadarkah engkau adikku, hanya engkaulah saudaraku terdekat, maka dari itu aku mengangkat putramu untuk mempin kerajaan ini. Aku sangat yakin dia bisa.
Sahana: apakah hal ini sudah diketahui oleh semua rakyatmu raja?
Raja Sanna: belum Sahana, nanti saja pada saat penobatan dia menjadi Raja
            Tiba-tiba salah seorang dayang datang ke hadapan raja.
Dayang: ampun tuanku, didepan istana tuan sanjaya dan tuan Bailung ingin bertemu yang mulia (sambil menundukkan kepala)
Raja Sanna: suruh mereka masuk
Dayang: baik yang mulia (sembari berpaling dari hadapan raja)
            Sanjaya dan Bailung pun memasuki isatana menuju singgasana Raja
Raja Sanna: hai sanjaya, bagaimana kabarmu hari ini?
Sanjaya: hari ini adalah hari yang sangat mengejutkan bagi hamba raja. Aku tidak tahu mengenai kepemimpinan di kerajaan ini? Mengapa tidak Pangllma Bailung saja yang lebih pantas menjadi raja, yang mulia?
Panglima Bailung: apa maksudmu Sanjaya? Ini sudah menjadi keputusan Raja
Raja Sanna: apa yang dikatakan Panglima Bailung benar Sanjaya. Ini sudah menjadi keputusanku. Aku sangat percaya denganmu. Engkau bisa adil memimpin kerajaan ini
Sanjaya: maafkan hamba yang mulia, hamba sangat berterimakasih karena raja telah mempercayai saya, danmudah-mudahan dengan segenap hati saya siap untuk melaksanakan perintah raja               ( dengan suara mantap)
Raja Sanna: baiklah Sanjaya dan engkau Panglima Bailung, aku memanggilmu kesini untuk mempersiapkan segala keperluan untuk penobatan Sanjaya
Panglima Bailung: baik raja ( sembari bergegas mempersiapkan rencana)
            Tiba waktu yang telah ditentukan, akhirnya Sanjaya di nobatkan menjadi Raja. Penobatan tersebut dibawa oleh patih rayan.
Patih Rayan: hai rakyat kerajaan Mataram Kuno. Hari ini adalah hari yang akan menjadi sejarah dalm kerajaan ini. Raja Sanna akan turun tahta dan akan digantikan oleh Sanjaya sebagai pemimpin kerajaan Mataram Kuno. Bagaimana tuan Sanjaya? Apa kau siap melaksanakan tugasmu?
Sanjaya: demi kejayaan dan kebangkitan Negara ini, saya siap
Patih Rayan: baiklah, maka hari ini dinyatakan bahwa pemimpin baru di kerajaan Mataram Kuno adalah Raja sanjaya
            Sejak hari itulah kerajaan Mataram Kuno dipimpin oleh Raja Sanjaya. Rakyat pun menyambut dengan suka cita. Sejak kepemimpinan Raja Sanjaya, kerajaaan Mataram Kuno dalam masa kejayaannya



Drama Kerajaan Singasari

Di suatu hari, Raja Tunggul Ametung harus meninggalkan istrinya Ken Dedes dengan kondisi yg sedang hamil.
Tunggul Ametung: Istriku, maaf aku harus meninggalkanmu, tapi aku janji aku pasti akan kembali lagi
Ken Dedes: Tidak apa-apa suamiku, aku akan selalu menunggumu
Tunggul Ametung: Baiklah, terima kasih istriku, aku sayang kamu
Ken Dedes: Aku juga sayang kamu, cepat pulang ya suamiku
            Akhirnya Tunggul Ametung meninggalkan Ken Dedes. Usia kandungan Ken Dedes juga semakin besar. Suatu hari, Ken Dedes pergi ke sebuah hutan untuk mencari buah apel jambu. Di hutan tersebut Ken Dedes bertemu dengan seorang pemuda yg tampan dan gagah perkasa. Tidak disengaja, mereka berdua bertabrakan.
Ken Arok: Tuan putri, anda tidak apa-apa?
Ken Dedes: Tidak apa-apa, terima kasih telah menolongku
Ken Arok: Kenapa berterima kasih, seharusnya hamba yg harus minta maaf


Tarumanegara

Pada abad ke 4 hingga abad ke 7 M, berdirilah sebuah kerajaan yang berkuasa di wilayah pulau Jawa bagian barat yang merupakan salah satu kerajaan tertua di nusantara, kerajaan itu bernama kerajaan Tarumanegara yang didirikan oleh  Rajadirajaguru Jayasingawarman yang sering disebut dengan raja jayasingawarman.
Diceritakan Raja Jayasingawarman memberikan mandat kepada putranya untuk menggantikannya sebagai seorang raja
Jayasingawarman: Wahai putraku, ada hal ingin ayah sampai kan padamu, ini menyangkut masa depan kerajaan kita.
Dharmayawarman: Apakah gerangan itu ayahanda? Apakah yang ingin engkau sampaikan padaku tentang kerajaan?
Jayasingawarman: Seperti yang engkau ketahui, umur ayah tak semuda dulu, kini umur ayah semakin senja dan sudah sepantasnya ayah mempercayai engkau sebagai penggantiku untuk memimpin kerajaan, bersediakah engkau putraku?
Dharmayawarman: Baik ayah jika itu yang engkau mau, selagi aku mampu, aku bersedia menuruti perintahmu, apapun itu.
Jayasingawarman: Apakah kamu bersungguh-sungguh dengan perkataanmu wahai putraku?
Dharmayawarman: Aku bersungguh-sungguh ayah, aku akan menjadi Raja seperti ayah, bahkan lebih baik dari ayah.
Jayasingawarman: Baiklah putraku, aku pegang janji mu.
Beberapan tahun berselang Raja Jayasingawarman meninggal dunia dan dipusarakan di tepi kali dumati, kesedihan dengan penuh tanggung jawab pun terlihat di wajah Dharmayawarman, Putra raja Jayasingawarman.
Dharmayawarman; Ayahanda ku tercinta, meskipun kau telah tiada tapi tanggung jawab yang kau berikan padaku masih terngiang jelas di telingaku, aku akan membuktikannnya ayahku (berbicara di pusara ayahnya, sebelum meninggalkan Pusara)
8 tahun memimpin kerajaan, Raja Dharmayawarman pun meninggal dunia, ia telah membuktikan janji nya untuk menjadi raja seperti ayanya bahkan lebih dari ayahnya, sepeninggalnya raja Dharmayawarman, kerajaan diambil alihkan pimpinannya oleh Raja maharaja Punawarman yang merupakan raja ketiga Tarumanegara, dimasa pimpinannya, ia membuat ibukota kerajaan baru yang terletak lebih dekat ke pantai, yang diberi nama sundapura
Purnawarman: Wahai Rakyatku, aku tau kita semua masih berkabung, kita telah kehilangan raja, tapi bukan berarti kita terus bersedih, masih banyak harapan baru, jadi aku memohon kerja sama kalian wahai rakyatku
Rakyat: hidup raja purnawarman, hidup!
Purnawarman: aku ingin melakukan yang terbaik untuk kerajaanku serta untuk rakyatku, langkah awal yang aku ingin lakukan yaitu Bagaimana kalau kita membangun ibukota kerajaan? Tapi sebelum itu, apa kalian punya usul dimana letak strategis untuk ibukota kerajaan tercinta ini?
Rakyat: Ya baginda, aku setuju! Bagaimana jika kerajaan kita letaknya dengan pantai agar bisa meluas ke wilayah-wilayah seberang dengan berlayar, serta agar kita tidak kekeringan lagi.
Purnawarman: sepertinya itu ide yang bagus! Prajurit siapkan apa yang seharusnya kalian siapkan!
Prajurit: baik baginda, izinkan kami mencari lokasi tersebut
Purnawarman: baik, kalian diizinkan.
Prajurit: terima kasih baginda
Setelah diperlukan beberapa waktu untuk mencari, akhirnya ditemukan tempat yang cocok seperti yang rakyat inginkan
Prajurit: ini sepertinya cocok untuk ibukota kerajaan kita baginda, selain tempatnya yang strategis, cuaca disini juga tampaknya bersahabat.
Purnawarman: hmm sepertinya ini memang tempatnya, bagaimana jika ibukota kita ini diberi nama “sundapura”?
Rakyat dan Prajurit: kami setuju baginda, apapun yang baginda usulkan kami percaya itu yang terbaik untuk kerajaan ini.
Setelah ditetapkan ibukota kerajaan  beserta namanya, Baginda Raja mempunyai program baru, yaitu melakukan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga tombak (sekitar 11 km). setelah sungai tersebut digali, raja menyedekahkan 1000 ekor sapi kepada kaum brahmana
Purnawarman: wahai semua Rakyat dan Prajurit kerajaan, atas dasar rasa terimakasih kita kepada dewa, aku ingi  menyedekahkan 1000 ekosr sapi kepada kaum brahmana
Rakyat dan prajurit: ide bagus Baginda, kami sangat setuju
Purnawarman: Prajurit dan rakyatku, kalian kumpulkan kaum brahmana!
Rakyat dan prajurit: siap baginda
Kehidupan politik Raja Purnawarman adalah raja besar yang telah berhasil meningkatkan kehidupan rakyatnya, hal ini dibuktikan dari prasasti tugu yang menyatakan Raja Purnawarman telah memerintah untuk menggali sebuah kali
Purnawarman: Wahai prajuritku, aku minta kesediaan kalian untuk menggali sebuah kali
Prajurit: baik baginda, laksanakan!
Setelah melawati masa kejayaan, Tarumanegara akhirnya dihadapkan dengan masa keruntuhan dimana Dewi Manasih, Putri pertama raja ke 12 Tarumanegara, yang bernama Linggawarman menikah dengan pendiri kerajaan sriwijaya
Dewi: Ayahanda, bolehkah aku menikah dengan pria yang aku cintai?
Linggawarman: Siapakah pria yang kamu cintai itu putriku?
Dewi: pria itu bernamaTarusbawa, ayahanda.
Linggawarman: Apa? Tarusbawa? (terkejut)
Dewi: benar ayahanda, aku sangat mencintai dia, restui aku dengannya ayah, aku mohon.
Linggawarman: Bukankah dia pendiri kerajaan Sunda anakku?
Dewi: benar sekali ayah, aku mohon ayah..
Linggawarman: baiklah, tapi aku punya satu syarat untukmu, jika kelak kalian menikah, aku mohon untuk tidak berkhianat dengan kerajaan tercinta kita ini
Dewi: baik ayah, aku akan menyanggupinya. Besok akan aku bawa kehadapan ayah pria yang aku cintai itu.
Keesokan hari nya…
Dewi: Ayah, ini janji ku kemarin, membawa pria yang aku cintai kehadapan ayah.
Tarusbawa: apa kabar ayah? Salam dariku calon menantumu
Linggawarman: Belum jadi mantu aja udah manggil ayah, apalagi udah jadi mantu
Tarusbawa: ini melatih agar nanti tidak canggung ayah
Linggawarman: Alasan aja kamu, jadi kapan kamu melamar anak saya?
Tarusbawa: yang pasti secepatnya Ayah, kalo bisa besok ngapain lama-lama? Ntar anak ayah diambil orang lagi
Linggawarman: baik, besok kalian akan menikah sesuai dengan janji kamu
Dewi danTarusbawa: baik ayah
Setelah keesokan harinya, mereka pun menikah di kediaman raja Linggawarman, dan pada suatu ketika..
Tarusbawa: Hahaha akhirnya kekuasaan pun jatuh ketangan ku, sudah lama aku mengincar kekuasaan ini, dengan mudahnya aku mendapatkan apa yang aku incarkan hahaha (tertawa puas)
Dewi: aku ga nyangka mas, ternyata kamu menikahi ku bukan karena cinta, tapi karena ingin mendapatkan kekuasaan ayahanda, kamu tega banget!
Tarusbawa: cinta? Haha kamu pikir semua ini karena cinta? Gampang banget ya kamu dimanfaatin
Dewi: akan aku laporkan kelakuanmu sama ayahanda mas!
Tarusbawa: terserah apa yang akan kamu lakukan, hahaha yang penting aku mendapatkan apa yang aku mau
Setelah diadukan ke raja Linggawarman…
Linggawarman: sudah aku duga, awalnya kamu memang ingin memanfaatkan putriku demi merebut kekuasaan dari tanganku, kalau bukan karena putriku, aku tidak merestui hubungan kalian
Tarusbawa: percuma saja ayah berkomentar panjang lebar, toh kekuasaan sudah jatuh ketanganku, sekarang ayah ga bisa berkuasa lagi
Linggawarman: Aku mohon jangan kau hancurkan kerajaan ini, biarkan kerajaan ini damai, tentram bersahaja
Tarusbawa: kamu terlambat ayah, aku akan mengganti kerajaan Tarumanegara ini menjadi kerajaan sunda, hahaha
Linggawarman: dasar pengkhianat kamu tarusbawa!
Tarusbawa: haha terserah ayah, bersiaplah untuk mengalami keruntuhan ayah hahaha
Sejak saat itu kerajaan Tarumanegara mengalami keruntuhan dan berubah menjadi kerajaan sunda (kerajaan bawahan sunda) -selesai

Teks Drama Kerajaan Majapahit
Assalamualaikum wr. wb.
Dalam kesempatan kali ini saya mau share nih tugas waktu kelas 7 SMP. Waktu itu saya disuruh bikin kelompok drama dan nyari teks drama Kerajaan Majapahit buat tugas IPS. Silahkan disimak dan semoga bermanfaat.


TEKS DRAMA KERAJAAN MAJAPAHIT

 Di ceritakan Raden Wijaya  yang merupakan  keturunan dari Kertanegara, dihadiahi  tanah di Hutan Tarik oleh Jayakatwang. Beserta dengan para prajuritnya, ia sedang mencari lahan yang cocok untuk mendirikan sebuah kerajaan. Namun di tengah perjalanannya, Raden Wijaya berkehendak untuk beristirahat. Ingin tahu kelanjutan ceritanya, lansung saja kita lihat di TKP.

Raden Wijaya              : Patihku, hari ini matahari bersinar cukup terik, mari kita beristirahat sejenak di tempat ini!
Patih                            : Baik Baginda. Prajurit sekalian, perjalanan kita hentikan sejenak, mari kita beristirahat bersama.
Semua Prajurit             : Baik Yang Mulia. 
Semua prajurit pun beristirahat, sembari beristirahat beberapa prajurit membabat hutan dan ada juga yang mencarikan makanan berupa buah-buahan hutan, untuk Raden Wijaya dan untuk yang lainnya.
Patih                            : Baginda, ini ada sedikit buah Maja untuk baginda makan.
Raden Wijaya              : Oh…, terima kasih patihku, memang aku sedikit lapar. Tiba-tiba dipikiranku terlintas jika kerajaan yang akan kita dirikan bernama Majapahit. Nama itu ku berikan, karena disini terdapat pohon Maja yang terasa pahit. 
Akhirnya pada tahun 1293 didirikanllah kerajaan Majapahit yang terletak di selatan Sungai Brantas yang berpusat di Trowulan, Mojokerto. Setelah kerajaan Majapahit berjalan, Raden Wijaya  memiliki patih yang bernama Ranggalawe dan Lembu Sora. Diceritakan raden Wijaya bersama Patihnya sedang berada di ruang kerajaan. Ingin tahu kelanjutan ceritanya, lansung saja kita lihat di TKP.
Raden Wijaya              : Wahai patih-patihku, berjanjilah kalian akan setia kepadaku, dan rakyat Majapahit. Apakah kalian mengerti?
Ranggalawe dan Sora   : (serentak) Siap mengerti. 
Usai mengobrol di ruang kerajaan, ternyata Ranggalawe dan Lembu Sora merencanakan pemberontakan untuk merebut tahta kerajaan dari Raden Wijaya.
Ranggalawe                 : Temanku, aku tak puas dengan kedudukan yang diberikan Raden Wijaya                            padaku, aku sudah tidak sabar untuk merebut tahtanya.
Lembu Sora                 : Benar, aku juga. Dan telah ada banyak prajurit yang siap membantu kita.
Ranggalawe dan Sora   : Ha…ha…ha  (tertawa dengan keras)
Akhirnya pemberontakanpun terjadi, dan mengakibatkan Raden Wijaya meninggal, dan untuk menghormati Raden Wijaya dibuatlah patung dalam bentuk Dewa Wisnu dan Siwa. Raden Wijaya pun digantikan oleh Jayanegara. Saat masa awal pemerintahan Jayanegara, ia mulai dihasut oleh Mahapatihnya yang licik. Ingin tahu kelanjutan ceritanya, lansung saja kita lihat di TKP.
Mahapatih                    : Baginda… Baginda  (masuk tergesa-gesa)
Jayanegara                   : Ada apa Mahapatih, kenapa kau terlihat cemas??
Mahapatih                    : Sepertinya keadaan di kerajaan semakin gawat Baginda, banyak pejabat yang ingin menghianatimu, mereka harus segera di hukum.
Jayanegara                   : Apa? Kalau begitu kau harus segera bertindak, cepat bereskan mereka semua, Mahapatih!
Mahapatih                    : Baik Baginda ( sambil tersenyum licik )
Seiring dengan berjalannya waktu akhirnya, Jayanegara sadar akan kesalahannya mempercayai sang Mahapatih begitu saja. Akhirnya Jayanegara memutuskan untuk menghukum mati Mahapatih tersebut.
Jayanegara                   : Dasar kau licik Mahapatih, kau menghasutku demi mendapatkan tahta kerajaan (marah)
Mahapatih                    : Maafkan hamba Baginda Raja. (memelas)
 Setelah Mahapatih tersebut di hukum mati, kondisi kerajaan mulai normal. Namun tidak disangka, Jayanegara bermain intrik dengan istri seorang tabib yang bernama tabib Tanca. Tanpa sepengetahuan Jayanegara, tabib Tanca ternyata telah mengetahui hal tersebut. Hingga pada akhirnya, pada malam saat semua telah terlelap, tabib Tanca memasuki kamar Jayanegara.
Jayanegara                   : Hai Tanca, ada apa gerangan  malam-malam kau ada di kamarku?
Tanca                           : Tak usah berpura-pura, aku telah mengetahui keburukanmu, kau telah berselingkuh dengan istriku, aku sudah tidak tahan dengan semua ini Jayanegara!
Jayanegara                   : Hah..  kau sudah tahu akan hal itu, maafkan aku Tanca, aku telah membohongimu.
Tanca                           : Aku tak bisa memaafkanmu Jayanegara,. Kini telah saatnya aku membunuhmu, bersiaplah untuk mati Jayanegara!   (sambil menusuk Jayanegara)
Setelah peristiwa pembunuhan itu terjadi, Jayanegara digantikan oleh sepupunya Tribhuwanatunggadewi Jayawardhani. Di dalam masa pemerintahannya banyak terjadi pemberontakan, salah satunya adalah pemberontakan di Sadeng dan Kuti tahun 1331, yang tercantum dalam Kitab Negarakertagama, dan  pemberontakan ini berhasil ditumpas oleh Gajah Mada.
Atas jasa-jasanya, Gajah Mada akhirnya ia diangkat menjadi Patih Mangkubumi. Ingin tahu kelanjutan ceritanya, lansung saja kita lihat di TKP.
Tribhuwana                 : Gajah Mada, kau telah berhasil membantuku dalam   pemberontakan di Sadeng dan Kuti, aku sangat barterimakasih kepadamu, dan berkat pengabdianmu terhadap kerajaan, aku mengangkatmu menjadi Patih Mangkubumi.
Gajah Mada                 :Baginda, sungguhkah engkau menganugrahiku gelar Patih Mangkubumi?
Tribhuwana                 :Tentu saja, engkau pantas mendapatkannya sebagai buah dari pengabdianmu
Gajah Mada                 : Terima kasih yang mulia, karena Yang Mulia telah menganugerahiku gelar terhormat tersebut, maka saya berjanji di hadapan para pembesar kerajaan, saya tidak ingin melepaskan puasa, bila telah menguasai Nusantara, dan mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya baru akan melepaskan puasa.
Setelah Gajah Mada mengucapkan janjinya, langkah pertama yang dilakukannya adalah dengan menundukan Bali pada tahun 1343 dan dilanjutkan dengan menaklukan seluruh wilayah Nusantara pada masa pemerintahan Hayam Wuruk.
Hayam Wuruk             : Hai.. Gajah Mada, kau memang seorang Patih yang sangat hebat, kau dapat menalukan Nusantara dengan Sumpah Palapamu
Gajah Mada                 :Terima kasih Baginda, karena engkau telah membantuku, tanpamu juga aku tak akan bisa memperoleh semua ini.
Pada masa pemerintahan Hayam wuruk, terjadi perang Bubat. Peristiwa ini terjadi di ibukota Majapahit. Awalnya ini adalah sebuah tipu muslihat Gajah Mada untuk menundukkan kerajaan Sunda Padjajaran. Gajah Mada telah berhasil mendatangkan Raja Sunda, Sri Baduga Maharaja dan putrinya, Dyah Pitaloka. Ingin tahu kelanjutan ceritanya, lansung saja kita lihat di TKP.
Hayam Wuruk             : Mahapatihku, ku kira usiaku kini sudah cukup dewasa, melihat putri dari Sri Baduga Maharaja, aku ingin meminangnya, ini akan mempererat hubungan kerajaan kita dengan kerajaan Sunda Padjajaran.
Gajah Mada                 :Tidak Baginda, hamba akan menjodohkan Baginda dengan Dyah Pitaloka, namun perjodohan ini kita gunakan agar kerajaan Sunda Padjajaran mau mengakui kedaulatan kita. Bagaimana, apakah Baginda setuju?
Hayam Wuruk             :Baiklah Mahapatihku, ku rasa itu ide yang bagus, ku serahkan semua urusannya padamu.
Di lapangan luas, saat Gajah Mada dan Sri Baduga Maharaja dipertemukan.
Gajah Mada                 :Hai.. Sri Baduga, Rajaku Hayam Wuruk ingin meminang putrimu, namun kau harus mengakui kedaulatan Majapahit, apa kau setuju?
Sri Baduga                   :Aku tidak setuju, aku tidak mau putriku menjadi permainan politikmu!
Gajah Mada                 :Dasar  kau! Jika kau tidak ingn prajuritmu gugur dan terjadi peperangan, lebih baik kau terima penawaran ini, apa kau mengerti!
Tiba-tiba dari kejauhan datang Dyah Pitaloka
 Dyah Pitaloka             : (sambil berlari) tidak!!! Aku akan setia pada kerajaan, aku tidak akan mau menikah dengan rajamu!
Gajah Mada                 : Jika itu maumu, akan terjadi peperangan besar di tempat ini, kau salah bila tak mau menerima penawaranku. Menikahlah dengan rajaku!
Dyah Pitaloka              : Aku tetap tidak mau, aku tak mau hidup bersama rajamu, lebih baik aku mati daripada harus mengakui kedaulatan kerajaanmu! Aku tidak sudi, aku akan membunuh diriku sebagai tanda aku akan tetap setia pada kerajaanku.
Sri Baduga                   : Jangan anakku! Ayah tidak ingin kau mati, terimalah perjodohan itu, ayah rela anakku.
Dyah Pitaloka              : Tidak ayah! Mafkan aku (sambil menusuk tubuhnya sendiri dengan pedang)
Sri Baduga tidak dapat menghalangi keinginan putrinya, dan Dyah Pitaloka pun mati. Terjadilah sebuah peperangan besar yang melibatkan 2 kerajaan tersebut.
Gajah Mada                 : Kau harus mengakui kedaulatan Majapahit.
Sri Baduga                   : Aku tidak akan sudi.
Gajah Mada                 : Sekali lagi kukatakan, jika kau tidak ingn kerajaanmu binasa, lebih baik kau mengakui kedaulatan Majapahit!
Sri Baduga                   :Tidak, demi mempertahankan kehormatan kerajaan, aku dan rakyatku akan berjuang sampai titik darah penghabisan! Hyaaaaaat……!!!
Gajah Mada                 : Baik, kalau itu keputusanmu. Hyaaaaaat…..!!!
Karena ketidak seimbangnya antara pasukan Gajah Mada yang berjumlah besar, dengan pasukan Sri Baduga yang berjumlah kecil, peristiwa itupun berakhir dengan gugurnya Sri Baduga, para menteri, pejabat, beserta segenap keluarga kerajaan Sunda. Kerajaan Sundapun binasa di lapangan Bubat, sehingga disebut Perang Bubat.
Hayam Wuruk             : Patihku, terima kasih selama ini kau telah mengabdi pada kerajaan, jasamu akan dicatat oleh sejarah. Walaupun kini kau sudah tak menjadi patihku lagi.
Gajah Mada                 : (sambil mengangguk) saya akan tetap dan selalu berjuang demi kerajaaan Majapahit, Baginda.
Kondisi ekonomi masyarakat Majapahit terbilang mahsyur.  Hubungan persahabatan yang dijalin dengan negara tentangga itu sangat mendukung dalam bidang perekonomian (pelayaran dan perdagangan). Wilayah kerajaan Majapahit terdiri atas pulau dan daerah kepulauan yang menghasilkan berbagai sumber barang dagangan, seperti beras, lada, gading, timah, besi, intan, ikan, cengkeh, pala, kapas dan kayu cendana.
Dalam dunia perdagangan, kerajaan Majapahit memegang dua peranan yang sangat penting, yaitu
sebagai kerajaan Produsen – Majapahit mempunyai wilayah yang sangat luas dengan kondisi tanah yang sangat subur, sehingga kerajaan Majapahit merupakan produsen barang dagangan.Sebagai Kerajaan Perantara – Kerajaan Majapahit membawa hasil bumi dari daerah yang satu ke daerah yang lainnya.
Setelah beberapa lama Majapahit berjaya, ternyata tibalah masa keruntuhannya.Karena kematian Gajah Mada dan ibunya Tribhuwanatunggadewi, hayam Wuruk kehilangan penasehatnya dan  menyebabkan kerajaan menjadi gunjang ganjing. Persaingan dan intrik politik diantara keluarga kerajaan pun terjadi setelah Hayam Wuruk meninggal pada tahun 1389.
Salah satu penyebab lemahnya kerajaan  Majapahit, yaitu adanya perang saudara antara keluarga kerajaan. Ingin tahu kelanjutan ceritanya, lansung saja kita lihat di TKP.
Bhre Wirabhumi          : Wardhani, kaulah yang pantas untuk menjadi raja, bukan suami mu itu! Dia tak pantas menjadi raja!
Wardhani                     : Kak, bukan maksudku untuk tidak menjadi raja, namun aku tidak siap menjadi raja dari kerajaan ini, kak.
Bhre Wirabhumi          : Apa..? kau tidak siap...? Kau siap menjadi raja jika kau mau, karena ini memang hak mu, bukan suami mu!
Wardhana                    : Istriku, jika memang kau tidak siap menjadi raja, aku siap menggantikanmu..
Bhre Wirabhumi          : Apa..? Kau bangga sekali mengatakan itu. Bila kau menjadi raja, ku yakin kerajaan ini akan runtuh!
Kemarahan Bhre Wirabhui semakin tak terbendung lagi setelah Wikramawardhana menyerahkan kekuasaannya pada Suhita anaknya, dan akhirnya terjadilah peperangan diantara mereka yang disebut perang Paregreg yang mengakibatkan terbunuhnya Wirabhumi dan secara tidak langsung menyebabkan semakin melemahnya kerajaan Majapahit serta  timbullah benih balas dendam di kalangan keluarga kerajaan.
Dengan melemahnya kerajaanMajapahit, terjadilah penyerangan oleh pasukan Kerajaan Islam Demak pimpinan Raden Patah yang menyebabkann keruntuhan Majapahit.
Raden Patah                 : Runtuhkanlah Majapahit!
Prajurit                         : Hyaaaat……!
Akhirnya kerajaan Majapahitpun runtuh. Bukti sejarah adanya kerajaan Majapahit, yaitu:
1.      Prasasti Butok. Prasasti ini dikeluarkan oleh Raden Wijaya setelah ia berhasil naik tahta kerajaan. Prasasti ini memuat peristiwa keruntuhan kerajaan Singasari dan perjuangan Raden Wijaya untuk mendirikan kerajaan.
2.      Kidung Harsawijaya dan Kidung Panji Wijayakrama, kedua kidung ini menceritakan Raden Wijaya ketika menghadapi musuh dari kediri dan tahun-tahun awal perkembangan Majapahit
3.      Kitab Pararaton, menceritakan tentang pemerintahan raja-raja Singasari dan Majapahit.
4.      Kitab Negarakertagama, menceritakan tentang perjalanan Rajam Hayam Wuruk ke Jawa Timur.
Peninggalan-peninggalan bersejarah Kerajaan Majapahit, yaitu:
Candi : Antara lain candi Penataran (Blitar), Candi Tegalwangi dan candi Tikus (Trowulan).
Sastra : Hasil sastra zaman Majapahit dapat kita bedakan menjadi
Sastra Zaman Majapahit Awal
  • Kitab Negarakertagama, karangan Mpu Prapanca
  • Kitab Sutasoma, karangan Mpu Tantular
  • Kitab Arjunawiwaha, karangan Mpu Tantular
  • Kitab Kunjarakarna
  • Kitab Parhayajna
Sastra Zaman Majapahit Akhir
  • Hasil sastra zaman Majapahit akhir ditulis dalam bahasa Jawa Tengah, diantaranya ada yang ditulis dalam bentuk tembang (kidung) dan yang ditulis dalam bentuk gancaran (prosa). Hasil sastra terpenting antara lain :
  • Kitab Prapanca, isinya menceritakan raja-raja Singasari dan Majapahit
  • Kitab Sundayana, isinya tentang peristiwa Bubat
  • Kitab Sarandaka, isinya tentang pemberontakan sora
  • Kitab Ranggalawe, isinya tentang pemberontakan Ranggalawe
  • Panjiwijayakrama, isinya menguraikan riwayat Raden Wijaya sampai menjadi raja
  • Kitab Usana Jawa, isinya tentang penaklukan Pulau Bali oleh Gajah Mada dan Aryadamar, pemindahan Keraton Majapahit ke Gelgel dan penumpasan raja raksasa bernama Maya Denawa.
  • Kitab Usana Bali, isinya tentanng kekacauan di Pulau Bali.
Selain kitab-kitab tersebut masih ada lagi kitab sastra yang penting pada zaman Majapahit akhir seperti Kitab Paman Cangah, Tantu Pagelaran, Calon Arang, Korawasrama, Babhulisah, Tantri Kamandaka dan Pancatantra.

Sumber: https://umakur.wordpress.com/2010/10/11/contoh-dialog-sejarah-kerajaan-majapahit/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH; Mc. Access

PROPOSAL REHABILITAH RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RRTLH)